Cursor

SpongeBob SquarePants Mr. Krabs

Tuesday, May 4, 2021

Bullying itu Parah Sih

Entah kenapa lupa tadi pagi pas banget saya baru membahas tentang fenomena bullying di masyarakat dengan orang spesial saya, terutama bulllying di sekolah sekolah.  Dan serius, ini menjadi topik yang kiranya perlu pengawasan oleh guru, orangtua murid, maupun sesama murid di sekolah. Karena ini sangat sangat menyakitkan dan akan selalu berbekas di pikiran para korban bullying.

Bullying di sekolah itu sepertinya sudah terjadi dari sekian puluh tahun ke belakang. Tapi istilah bullying baru booming pada beberapa tahun terakhir ini. Saya pun pernah jadi korban bahan bully (baik verbal maupun fisik, tapi memang kebanyakan verbal sih 😂) sewaktu di SD hingga SMP dulu. Kelemahan saya dalam mata pelajaran olahraga menjadi sasaran empuk untuk teman teman sebaya waktu itu untuk mengejek saya di sekolah. Apalagi di kalangan murid-murid pria lainnya. Dulu pernah, muka kecil saya terhantam bola sepak dengan kecepatan keras hingga saya terjatuh, namun tidak ada sama sekali murid atau bahkan guru olahraga yang mencoba menolong atau membawa saya ke UKS atau memberikan pertolongan dalam bentuk lain. Yang ada hanya tertawa renyah seakan saya ini badut yang sedang melucu. Hingga pada akhirnya sudut lapangan menjadi tempat favorit saya berdiam diri saat pelajaran yang paling dibenci itu datang setiap minggunya. Semata-mata hanya agar tidak ingin terkena hantaman bola lagi, tidak ingin tidak diajak main lagi, dan tidak ingin dikatakan anak lemah lagi. Tidak ada yang menginginkan saya menjadi teman satu tim mereka saat permainan olahraga waktu itu, seperti sepak bola dan sejenisnya. Sangat sedikit teman yang mau bergaul dengan saya, baik murid pria maupun wanita. Hingga kondisi bully itu terus berlanjut hingga SMP dengan alasan bully yang sama.

Namun beruntungnya di SMP dulu saya bertemu dengan Lingga Jaya Saputra dan di SMA saya ketemu dengan Setyowati. Dua orang sahabat saya waktu jaman sekolah menengah dulu. Saya mulai mengenal dan mulai merasakan bagaimana mempunyai kawan di sekolah. Hingga hari ini tetap menjadi orang-orang yang lebih dari sahabat di mata saya. Yang tahu saya baik buruknya, yang mengenal jeleknya saya.

Lebih dari 6 tahun bully-an itu saya rasakan. Hingga membentuk pribadi seorang Rifky kecil yang rapuh, cengeng, suka menyendiri, dan selalu malas kalau harus mengenakan seragam olahraga. Seakan olahraga menjadi monster menakutkan setiap minggunya dan hanya berharap saat jam pelajaran itu tiba saya sakit atau izin tidak mengikuti pelajaran.

Did you know? Ini lah yang hingga saat ini terekam dalam memori jangka panjang saya tentang stigma negatif saya terhadap olahraga, terutama permainan beregu dalam olahraga seperti sepak bola, basket, dan sebagainya. Membuat rasa percaya diri saya luntur dalam bidang ini hingga akhirnya saya tumbuh menjadi pribadi yang introvert dan takut untuk tampil di depan umum.

Namun beruntungnya sampai saat saya masuk ke SMA dan bangku kuliah, saya disadarkan oleh lingkungan tempat saya belajar bahwa setiap anak punya potensi dan keunggulannya masing masing. Saya mungkin memang lemah di olahraga, dan silahkan siapapun boleh mengejeknya. Tapi, semakin saya menggali potensi saya. Saya menjadi semakin percaya diri bahwa saya ternyata memiliki potensi dan ketertarikan besar dalam bidang lain. Hingga saya mampu buat membuktikan, bahwa bullying justru mendorong saya untuk mengenal siapa diri saya, apa yang saya suka, apa yang saya bisa, dan apa kelebihan saya.

Bukan berarti bullying menjadi pendorong seorang anak tumbuh berkembang ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tapi yang ingin saya sampaikan bahwa bullying memang sangat berbahaya, hingga tak jarang ada anak yang ingin mengakhiri hidupnya karena tidak ada sama sekali mendapatkan dorongan positif dari lingkungan terdekatnya.

Saya adalah salah satu korban bullying di masa lalu yang tumbuh menjadi anak kecil yang tidak percaya diri di depan umum, pemalu, introvert, insecure, dan rendah diri seolah saya memang lebih rendah dibandingkan murid lain. Biarpun seiring berjalannya waktu saya tumbuh menjadi dewasa karena saya menemukan beberapa teman yang bisa menghargai saya sebagai manusia, namun rasa trauma, phobia, dan benci terhadap kerumunan orang banyak maupun terhadap sepakbola dan permainan beregu olahraga lainnya masih tetap ada di ingatan saya hingga hari ini. Beruntungnya sudah banyak kemajuan untuk mengontrol rasa phobia itu dan menjadi orang yang sedikit percaya diri.

Bullying itu berbahaya. Oleh karena itu, tolong. Stop kegiatan unfaedah bernama bullying di sekolah, terutama di sekolah sekolah dasar di mana murid pada usia tersebut sangat merekam apapun kejadian yang dialaminya di masa itu. Jaga adik adik, sepupu, keponakan, atau anak anda dari kegiatan bullying. Jangan sampai menjadi korban kegiatan bodoh ini. Responlah orang orang terdekat Anda yang mungkin mulai terlihat berubah atau bersikap aneh dari sebelumnya. Karena kita ga pernah tau, bagaimana kondisi mentalnya saat itu.

Please caring and loving each others, let's making a friendship, giving a big hug for everyone who need, and stop bullying.

Monday, September 14, 2020

Pengurusan Keanggotaan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Kartu Tanda Anggota (KTA), dan Surat Tanda Registrasi Veteriner (STRV)

Untuk menjadi anggota PDHI sebenernya gampang. Ada tiga status di mana seseorang bisa menjadi anggota, yaitu:

  1. Anggota muda: Mahasiswa koas, katanya secara otomatis menjadi anggota muda waktu mereka masuk jenjang PPDH dan menjadi dokter hewan muda (koas) di rotasi klinik.
  2. Anggota biasa: Dokter hewan yang baru lulus, mengucapkan sumpah (PSDH), dan lulus Ujinas KDHI. Kemudian mengurus administrasi untuk terdaftar sebagai anggota.
  3. Anggota kehormatan: Setiap orang yang diberi kehormatan menjadi anggota PDHI karena atas jasanya dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran hewan di Indonesia.

Buat jadi anggota biasa PDHI, syarat administrasi yang perlu dipersiapkan yaitu:

  1. Membuat akun pada laman PDHI Member login
  2. Isi form dan upload semua berkas yang dibutuhkan, semisal scan ijasah Sarjana Kedokteran Hewan, scan ijasah Pendidikan Profesi Dokter Hewan, foto diri (biasanya pria background merah, wanita background biru), scan KTP sendiri, scan KTP pasangan (jika ada sudah menikah)
  3. Kemudian, saat mengisi form tersebut kita harus memilih PDHI Cabang dimana kita berdomisili atau tinggal. Hal ini perlu diperhatikan karena secara otomatis kita akan terdaftar sebagai anggota di PDHI Cabang yang kita pilih dan berhubungan dengan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan Surat Tanda Registrasi Veteriner (STRV) yang akan dikirimkan ke PDHI Cabang yang kita pilih saat selesai dibuat. Pikirkan dengan baik juga.
  4. Dalam laman PDHI Member login juga kita tidak hanya bisa mengurus KTA namun juga mengurus STRV secara online.
  5. Kemudian melakukan pembayaran tagihan administrasi pengurusan KTA, STRV, dan biaya keanggotaan lainnya. Bukti pembayaran dapat dikirim sesuai instruksi. Mohon disimpan karena untuk berjaga jaga sekretariat PDHI Cabang juga meminta bukti pembayaran.
  6. Sebenarnya setelah kita memiliki akun dan mendaftar serta mengisi semua form, kita sudah memperoleh No. KTA. Namun, KTA secara fisik dan STRV akan segera dibuat dan dikirimkan ke PDHI Cabang setelah semua biaya administrasi selesai.
  7. Kemudian tinggal menunggu atau menghubungi kontak person PDHI terkait KTA dan STRV, bisa ditanyakan a Rppakah sudah dibuat dan dikirim ke PDHI Cabang yang kita pilih. Bisa juga langsung menghubungi sekretariat PDHI Cabang yang kita pilih. Biasanya sekitar 1 bulan semuanya selesai. Untuk pengambilan biasanya syaratnya adalah melunasi iuran keanggotaan pada PDHI Cabang yang kita pilih, besaran nya tergantung masing-masing PDHI Cabang karena tidak sama.
  8. Setelah selesai, biasanya kita dimasukkan ke dalam grup WhatsApp sesuai dengan PDHI Cabang yang kita pilih dan selamat, Anda resmi menjadi anggota PDHI yang teregistrasi.
  9. KTA dan STRV yang kita punya ini kemudian digunakan untuk mengurus surat rekomendasi PDHI Cabang guna kepentingan pengurusan Surat Izin Praktik (SIP) yang bisa diurus pada Dinas pemerintah kabupaten/kota di mana PDHI Cabang kita ada. 1 dokter hewan maksimal hanya bisa mengurus 3 SIP di tempat praktek dalam wilayah PDHI Cabang tersebut.
  10. Catatan: kita juga bisa menjadi anggota PDHI Cabang lain dengan mendaftarkan secara manual. Atau dengan kata lain kita bisa memiliki keanggotaan PDHI Cabang secara ganda apabila wilayah praktek kita juga berada pada wilayah PDHI Cabang lain yang bertetanggaan. Namun dengan konsekuensi, kita harus membayar iuran keanggotaan sejumlah PDHI Cabang yang kita daftarkan.
Berikut KTA dan STRV yang akan diperoleh. Untuk KTA berlaku seumur hidup dan STRV harus diperbaharui 5 tahun sekali dengan mengumpulkan SKPB (Satuan Kredit Pendidikan Berkelanjutan) yang bisa diperoleh dari berbagai kegiatan yang berhubungan dengan profesi, pelatihan, pendidikan berkelanjutan, publikasi ilmiah, dll.



Untuk menjadi anggota Organisasi Non Teritorial (ONT) hanya bisa kita lakukan apabila kita sudah terdaftar di PDHI dan memiliki KTA serta STRV. Hanya 2 itu syarat dokumennya. Biasanya hanya tinggal menghubungi sekretariat ONT atau kontak person ONT yang kita pilih kemudian mengisi form online dan membayar iuran keanggotaan ONT.

Semoga bermanfaat dan membantu untuk dokter hewan yang baru lulus.