Euthanasia
atau Mercy Sleeping adalah tindakan membunuh hewan oleh seorang dokter hewan
dengan rasa sakit seminimal mungkin karena si hewan menderita penyakit yang
tidak dapat diobati atau situasi dimana perlakuan/pengobatan tidak memungkinkan
lagi memperoleh kesembuhan. Tapi bagi seorang klien kata-kata ”euthanasia”
sering menjadi sesuatu yang sangat menakutkan jika hal itu harus terjadi pada
hewan kesayangannya. Oleh karena itu kebanyakan dokter menyebutnya ”ditidurkan”
atau ”disuntik tidur” untuk mengurangi kesan ngeri tersebut. Istilah euthanasia
sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti kematian yang baik atau mati
dengan cara yang baik
Euthanasia
atau suntik mati hingga kini masih menjadi pro-kontra. Secara moral dan etika,
euthanasia tidak dibenarkan bagi sebagian orang, karena dianggap tidak ada
bedanya dengan tindakan pembunuhan. Namun di sisi lain, euthanasia adalah
sebuah pilihan bagi sang pemilik hewan yang mengetahui bahwa piaraannya secara
medis sudah tidak punya harapan untuk hidup lagi. Tindakan
medis ini disebut sebagai tindakan euthanasia aktif, untuk membedakan dari
istilah euthanasia pasif. Euthanasia pasif adalah keputusan medis untuk
menghentikan sama sekali pengobatannya. Namun istilah euthanasia pasif tidak
lagi dipakai karena masalah etika kedokteran sudah dapat diatasi. Euthanasia
pasif biasanya diganti dengan sebutan membiarkan pasien meninggal karena
harapan hidup sudah tidak ada lagi.
Sesuai
dengan Kode Etik Dokter Hewan yang termuat
dalam Bab III pasal 18 yaitu ”Dokter Hewan dengan persetujuan kliennya dapat
melakukan Euthanasia jika diyakini tindakan itulah yang terbaik sebagai jalan
keluar bagi pasien dan kliennya.” Sebab-sebab hewan dieuthanasia
jika hewan itu berpemilik adalah hewan yang memiliki luka secara menyeluruh,
hewan dalam kondisi sangat menderita, hewan terlalu agresif, dan hewan sudah
sangat tua. Bagi
seorang dokter hewan, melakukan euthanasia juga bukan merupakan hal yang mudah.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter hewan sebelum
melakukan euthanasia, diantaranya adalah :
1.
Mengakhiri kehidupan hewan adalah suatu
keputusan yang sangat sulit bagi pemilik hewan maupun dokter hewan, sehingga
harus dipertimbangkan matang-matang.
2.
Membicarakan kepada klien faktor-faktor yang
menyebabkan kenapa keputusan euthanasia harus dilakukan.
3.
Pelaksanaan euthanasia hendaknya dijadwalkan
sehingga masih ada waktu untuk mendiskusikan dan tidak tergesa-gesa.
4.
Beberapa klien merasa bersalah setelah
dilakukannya euthanasia.
5.
Klien harus menyadari bahwa kehidupan dan
kematian hewan adalah sesuatu yang sangat penting, sehingga euthanasia bukan
suatu keputusan yang mudah.
Alasan dilakukannya
euthanasia jika hewan itu liar/tidak berpemilik adalah :
1.
Tidak memiliki kualitas hidup (malnutrisi,
tidak ada tempat berteduh, bisa tertabrak kendaraan, dsb.)
2.
Untuk kontrol populasi hewan di suatu daerah
3.
Hewan menderita penyakit menular
4.
Hewan mengganggu ketertiban dan kesehatan
masyarakat.
Sesuai
Kode Etik Dokter Hewan yang menjunjung tinggi kesejahteraan hewan, maka tindakan
melakukan euthanasia pun harus menggunakan metode-metode yang ideal. Beberapa
metode euthanasia yang ideal adalah :
1.
Hewan direstrain dengan sedikit mungkin
menderita kesakitan
2.
Metode yang digunakan layak bagi operator
(dokter hewan) dan klien
3.
Resikonya sangat kecil bagi operator
4.
Biaya relatif terjangkau
5.
Derivat Barbiturat diinjeksikan secara
intravena dengan ukuran over dosis biasa digunakan di beberapa negara untuk
anjing, kucing, kuda dan keledai (.)
*diambil dari berbagai
sumber
2 comments:
hallo kak. kak gimana sih rasanya kuliah di kedokteran hewan? soalnya saya pingin jadi dokter hewan juga, tapi masih ragu-ragu karena masih takut dengan bberapa hewan. contohnya katak.
Hi, Diti Uta
Rasanya kuliah di kedokteran hewan? Seneng, lelah, bangga, gelisah, capek, jadi satu. Pokoknya merasa keren karena dokter hewan tidak hanya belajar satu spesies hewan saja, tapi banyak spesies. Jadi, harus banyak membaca buku.
Rasa takut bisa dilatih sehingga mengurangi rasa takut yang ada. Memang di awal perkuliahan akan sulit, namun karena mau tidak mau nantinya kamu ketika kuliah dan bekerja menjadi dokter hewan akan dituntut untuk mau memegang banyak spesies hewan. Nantinya pasti akan terbiasa.
Jadi, jangan ragu menjadi dokter hewan.
Di Indonesia masih sedikit jumlah dokter hewannya lho.
Post a Comment