Cursor

SpongeBob SquarePants Mr. Krabs

Friday, June 8, 2018

Komentar tentang Film "Jurassic World: Fallen Kingdom"

Poster 2D Jurassic World : Fallen Kingdom


Hari ini akhirnya sekuel film yang jadi favorit gue dari jaman SD diputer lagi di layar lebar. Jurassic  World: Fallen Kingdom. Yeah, sekuel film dari Jurassic Park yang menurut gue buat kesekian kalinya sukses membuat gue kaget jantungan gara-gara sound effect dan cerita tentang para "monster" prasejarah nya. Setelah Jurassic Park (1993), Jurassic Park II: The Lost World (1997), Jurassic Park III (2001), Jurassic World (2015), dan terakhir ini di tahun 2018 Jurassic World: Fallen Kingdom. Ide cerita dari 5 film dinosaurus yang berasal dari adaptasi novel karya Michael Crichton di tahun 1990 (Jurassic Park) dan tahun 1995 (Jurassic Park II: The Lost World) ini  ga pernah bikin gue bosen.

Seperti sekuel sebelumnya, mungkin buat yang ga terlalu ngikutin dari film awalnya bakal sedikit dibuat bingung sama beberapa tokoh dan cerita yang ada di sekuel terbaru ini. Ceritanya terus nyambung dan berlanjut serta saling nunjukin keterkaitan. Cerita masih tentang spesies dinosaurus di pulau "Isla Nublar" yang tidak lain adalah satu dari 2 pulau selain "Isla Sorna" yang dulunya dijadiin sanctuary atau konservasi in-situ sekaligus pusat riset genetika mengenai "penciptaan" kembali makhluk dari Jaman Triasic (251 ± 0.4 sampai 199.6 ± 0.6 juta tahun yang lalu), Jaman Jurassic (201.3 sampai 56.3 juta tahun yang lalu), hingga Jaman Kretaseus atau Kapur (145.5 ± 4.0 sampai 65.5 ± 0.3 juta tahun yang lalu) milik InGen, sebuah korporasi dalam bidang genetika kepunyaan miliarder John Hammon.

Gue ga bakal bahas mengenai film-film sebelumnya, tapi yang akan gue ceritain di sini adalah kekaguman gue terhadap salah satu tokoh di Jurassic World: Fallen Kingdom yang memainkan peran sebagai "dokter hewan paleontologist" atau tidak lain adalah seorang dokter hewan yang mengkhususkan dirinya terhadap anatomi, taksonomi, fisiologi, dan basic ilmu kedokteran hewan lainnya pada reptil purba ini. 
Sedikit spoiler sih, tapi semoga ga akan membuat BT.

Gue kagum ketika ternyata ada teori yang menyatakan bahwa antara darah Veloceraptor dengan Tyrannosaurus Rex bisa ditransfusikan. Dengan pungsi vena jugularis di leher T-Rex pake jarum IV yang mungkin lebih dari 14G. Kekaguman gue juga timbul terhadap carfentanil yang dipake buat obat bius reptil purba itu yang ukuran badannya, gede seade-adenye. Ok, gue sedikit mau cerita soal obat bius ini. Apa sih sebenernya carfentanil itu. Carfentanil dan fentanil adalah obat penenang atau sedativa dari golongan opioid. Fentanil punya kekuatan sebagai obat penenang 100 kali lebih kuat kalo dibandingin sama heroin. Sedangkan carfentanil punya kekuatan 100 kali lebih kuat dari fentanil. Jadi bisa dibilang carfentanil itu 10.000 kali lebih kuat dari heroin efeknya. Pada praktek kedokteran hewan, carfentanil biasa dipake buat penenang hewan dengan ukuran besar semacam gajah. Obat ini sering banget muncul sebagai larutan warna biru di alat suntik kecil semacam tulup yang ditembakin ke arah dinosaurus di film-film ini.

Tapi yang agak sedikit menguras logika gue saat gue menonton film ini adalah ketika adegan di mana Mosasaurus dari jaman Kapur yang hidup 70-65 juta tahun yang lalu bisa terlihat berenang bebas di laut terbuka antara ombak besar dan ngikutin para peselancar di bawahnya setelah pintu dari bekas danau raksasa di Isla Nublar yang dijadiin sebagai sanctuary nya waktu di Jurassic World tahun 2015 lalu ga bisa ketutup lagi dan jadi jalan buat makhluk ini menuju samudera lepas. Kalo dipikir-pikir pasti banyak perubahan kondisi fisiko-kimia air di lautan modern kalo dibandingin sama lautan purba di jaman dia hidup. Mulai dari perbedaan pH, suhu, salinitas, dll nya. Tapi ternyata di film ini digambarin kalo Mosasaurus bisa hidup padahal kemungkinan besar dari histologi hingga fisiologi badannya bakal banyak ketidakcocokan sama lingkungan air tempat tinggalnya di kala modern. Dari kedalaman ia berenang pun sangat terlihat kalo dia itu "banci" tampil karena sering banget keliatan di kedalaman laut yang dangkal. Padahal mungkin ketika makhluk purba hidup bebas di lautan Bumi yang sekarang, pastinya bakal susah ditemuin. Inget megalodon? Sampe sekarang pun teori yang menyatakan kalo dia masih hidup hingga sekarang di lautan terdalam pun rasanya sulit buat dipercaya karena seperti mencari jarum dalam jerami.

Ya tapi itulah asiknya nonton film fiksi ilmiah yang berdasarkan pada teori pengetahuan alam. Bagi yang suka menelisik lebih dalam setiap part di film Jurassic World ini kayak gue, bakal banyak belajar lagi dari setiap adegan yang ditampilin. Terlepas dari bener apa ga, yang jelas banyak banget pelajaran yang bisa gue tangkep.

Bahwa pada intinya setiap yang sudah digariskan waktunya emang udah paling baik dan ga bisa disatukan antara kala di mana dinosaurus berkuasa dengan manusia sebagai tingkat evolusi tertinggi berjalan beriringan dalam satu masa. Dan bagi para peneliti juga, betapa pentingnya memahami kecerdasan sebagai bagian dari karunia Alloh SWT yang harus digunakan berdasarkan etika kemanusiaan dan lingkungan. Jangan sampe kita merasa bisa menciptakan sesuatu kemudian kufur dan jadi sombong karena kemampuan itu.

Buat penilaiannya, sekuel terbaru ini keren abis. Ga sabar nunggu apa ada sekuel selanjutnya. Tapi dari berita yang beredar kalau 2021 bakal ada Jurassic World III yang bakal tayang. Semoga bener dan ga jadi sekuel terakhir ya. Aamiin.... 🙏

No comments: