Cursor

SpongeBob SquarePants Mr. Krabs

Sunday, August 21, 2011

AGRARISME INDONESIA YANG SEMAKIN LUNTUR

         Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di negeri kita ini memiliki peranan penting bagi kelangsungan kehidupn masyarakatnya. Antar lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian seluruhnya.
         Hati ini pun langsung membenarkan terhadap pernyataan yang ada pada salah satu opini dari seluruh mahasiswa pertanian Indonesia di atas. Inilah kenyataannya, Bangsa Indonesia seakan sudah lupa terhadap akar kebudayaan nenek moyangnya sendiri di masa lalu. Pertanian merupakan satu dari sekian banyak kebudayaan yang telah lama ada di tanah air ini. Di mulai pada awal peradaban paleolitikum hingga peradaban neolitikum yang semakin maju pada saat itu. Nenek moyang kita sudah mengenal pertanian sudah sejak dulu kala bahkan sebelum tulisan dikenal oleh manusia. Dari sistem nomaden hingga membuka hutan untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Sehingga dapat saya katakan bahwa pertanian sifat dan tempatnya seharusnya sama dengan peninggalan sejarah dan kebudayaan lainnya, seperti Kain Batik, Angklung, Reog Ponorogo, dan sejenisnya yang keberadaannya juga harus dijaga. Karena bagi Bangsa Indonesia, pertanian bukan hanya sekedar bidang kehidupan namun juga merupakan warisan nenek moyang yang harus tetap lestari. Apalagi ditambah dengan pertanian adalah bidang yang menyatakan hidup dan matinya kehidupan suatu bangsa dan negara karena ini menyangkut masalah perut rakyatnya. Tapi masyarakat seakan tidak peduli terhadap bidang penyokong primer di kehidupan mereka ini. Seakan-akan mereka dengan sengaja menutup mata dan telinganya terhadap berbagai masalah yang berhubungan dengan pertanian karena terlalu asik terhadap pekerjaan mereka yang menurutnya sangat tidak ada hubungannya dengan pertanian itu.
          Jikalau terdapat satu perhatian khusus saja dari mereka, mungkin pertanian negara kita ini dapat lebih berkembang. Karena menurut saya, setiap orang bisa menjadi masyarakat pertanian tanpa harus menimba Ilmu Pertanian secara formal di bangku kuliah. Cukup dengan mengkonsumsi produk pertanian dalam negeri saja sudah cukup signifikan pengaruhnya terhadap pembangunan sektor penting satu ini. Jika saya melihat pertanian dalam arti luas, sudah banyak sekali subpokok yang seharusnya dapat dijadikan kesempatan untuk menyetarakan dan memajukan pertanian dalam arti luas ini di negeri sendiri. Contoh kesempatan itu ada pada kasus diberhentikannya pasokan daging sapi pedaging kita oleh pemerintah Australia. Walaupun alasan dari peristiwa yang terjadi pada beberapa bulan tu sangatlah memalukan, namun terlepas dari itu semua seharusnya kesempatan tersebut dipakai oleh para peternak domestik untuk semakin gencar mendistribusikan hasil peternakannya kepada masyarakat Indonesia agar kebutuhan daging, yang menurut saya dapat terpenuhi tanpa harus mengimpornya dari pihak lain, dapat membantu peternak lokal untuk dapat berkembang. Sehingga lambat laun pun kita mungkin dapat mencanangkan swasembada daging bagi kebutuhan pangan hasil hewan bagi seluruh masyarakat di Indonesia tanpa perlu takut terhadap pemberhentian pasokan daging impor bagi masyarakat kita. Begitu juga terhadap pertanian sesungguhnya. Sepanjang masyarakat kita masih menganggap pertanian merupakan bidang penting demi keberlangsungan kehidupan mereka, maka pertanian itu pun juga masih memiliki kesempatan untuk melakukan peran pentingnya bagi kita semua. Maka dari itu, cintailah pertanian Indonesia tanpa harus menjadi seorang petani di sawah, kebun, ataupun ladang. Bijak dalam memilih produk pertanian untuk kita dan keluarga konsumsi justru sudah memberikan kontibusi yang nyata jika dibandingkan dengan orang yang hanya mengucapkan di bibir saja atau acuh tak acuh terhadap kondisi pertanian bangsanya sendiri.

No comments: