15 Januari 2013,
kata ibuku aku lahir di hari itu bersama tiga saudaraku yang lain. Aku lahir di
mesin cuci di rumah pemilik ibuku. Keluarga yang mempunyai ibuku sejak ibuku
kecil sangat baik, mereka semua ada lima manusia baik. Tapi walaupun begitu,
terkadang uncle dan onty yang memelihara kami suka terlambat memberi kami
makan. Tapi kami senang tinggal di sana. Mereka semua baik dan menyayangi kami.
Banyak pelukan dan belaian hangat yang aku, ibu, dan tiga saudaraku dapatkan
dari keluarga kecil ini.
Aku kucing kampung yang lucu dan
menggemaskan. Rambut di badanku warna motifnya sangat unik. Kata uncle Rifky,
salah satu anak keluaga pemilik kami yang sedang bersekolah di sekolah dokter
hewan, warna dan motif rambutku seperti macan tutul hitam. Ekorku menyerupai
ekor ibuku, panjang sekali. Ekor yang kupunya berbeda dengan ketiga saudaraku
yang lain yang memiliki ekor pendek. Ada yang berbeda saat aku sedikit lebih
dewasa. Ada hal yang istimewa di tubuhku. Kedua kelopak mata atasku tidak
tumbuh dengan baik, jadi aku terlihat berbeda dengan kucing kampung lain.
Mataku jadi terlihat sipit. Menurut uncle Rifky yang calon dokter hewan, aku
mengidap kelainan baawaan yang dalam istilah kedokteran hewaannya disebut Ektopion.
Tapi walaupun hanya aku yang memiliki kekurangan fisik, kami semua lucu dan aku
tidak pernah sedih. Namun sayang, setelah empat hari kami lahir, ibu harus
kehilangan dua saudaraku. Uncle Rifky cerita, mereka terinfeksi virus yang
mengakibatkan sistem imun dua saudaraku itu menjadi lemah. Aku sebenarnya tidak
mengerti apa yang dikatakannya. Ibuku terlihat sedih saat itu. Akhirnya mereka
dikubur di dekat rumah tempat tinggal kami.
Tidak terasa lima bulan sudah umur
aku dan Muezza, saudaraku yang tinggal satu-satunya menemaniku. Kami bermain
sepanjang hari. Berlari dan bermain di ruang tamu dan di sudut-sudut ruangan.
Di waktu siang, aku dan adikku itu sangat senang menyusu di ibu kami. Tempat
favorit kami menyusu adalah di bawah meja makan atau kursi teras. Aku dan
saudaraku suka menyusu di tempat itu karena lantai tempat kami berbaring dingin.
Karena udara tempat kami tinggal, di Kota Bekasi, sangat panas kalau siang
hari. Apalagi saat berbaring santai di kursi teras ditemani angin sepoi-sepoi
menerpa kami dan membuat sejuk. Terkadang juga membuat rambut ibuku tertiup
lucu. Ibu juga sering mengajak kami bermain. Tapi kami akan dimarahi oleh
pemilik kami kalau berkeliaran di jalan. Mereka mungkin khawatir jika kami
tertabrak mobil atau hal membahayakan
lainnya yang dapat menimpa kami.
Namun seiring berjalannya waktu dan
kami makin tumbuh, ibu kami harus menyebrangi jembatan pelangi karena dipanggil
oleh Tuhan. Ibu meninggal mendadak sekali dan tubuhnya ditemukan oleh uncle
Rifky di bawah kursi di depan rumah kami. Aku sedih saat ibu harus kembali ke
kandang lebih besar di langit dan semua anggota keluarga pemilik kami pun juga
terlihat sedih. Padahal aku dan adikku sangat sayang dengan ibu. Ibu maafkan
kami karena kami selalu menyusahkan ibu. Kami suka bandel karena sering
mengganggu ibu kalau ibu sedang tidur atau sedang makan. Setiap waktu makan
pasti ibu selalu mengalah tidak menyentuh makanan yang diberikan onty atau
uncle dan menyuruh kami makan terlebih dahulu. Ibu baru makan kalau kami sudah
tidak ingin makan dan mulai bermain lagi. Aku sering mengganggu ibu dengan
menggigiti ekor ibu dan terkadang ibu merasa sakit dan memarahi aku. Tapi kami
sangat sayang sekali dengan ibu. Semoga ibu mendapat ikan yang besar di langit.
Siang itu aku dan Muezza sedang
bermain. Namun, Muezza bermain terlalu jauh dari rumah. Hingga malam pun
ternyata Muezza tidak kunjung pulang, aku membantu uncle dan onty ku mencari
Muezza. Tapi tidak berhasil. Tiga hari Muezza hilang dan tak kunjung pulang.
Terkadang aku menatap uncle dengan tatapan bertanya, “Muezza mana uncle?”. Tapi
uncle hanya menjawab, “Mungkin Muezza sudah mendapatkan tempat hidup yang lebih
baik lagi”. Setelah kepergian ibu, ternyata Tuhan sangat sayang denganku. Aku
harus kehilangan saudara satu-satunya, teman bermain satu-satunya, Muezza. Muezza
harus pergi meninggalkan rumah kami karena ada yang tertarik mengadopsinya.
Aku tumbuh menjadi kucing kampung
yang lucu. Hobiku bermain bersama teman-teman di luar rumah. Kalau siang hari
terkadang aku bermain, namun kalau cuaca sedang panas aku akan tidur-tiduran di
sofa atau di atas lantai. Aku sangat suka ketika uncle mengelus perutku saat
aku tidur. Aku merasa nyaman sekali. Tapi kata uncle, aku punya kebiasan jelek.
Aku kucing yang tidak sabaran kalau meminta makan. Aku akan mengeong keras
sekali dan mendekati onty atau uncle dan berjalan manja di kaki mereka. Cara
itu selalu berhasil untuk mendapatkan apa yang aku mau dari uncle atau onty.
Sehabis itu, pasti aku diberi makan yang banyak. Setelah kenyang, aku biasanya
menjilati bagian kakiku dan merasa kekenyangan. Kalau sudah kenyang, aku paling
tidak suka kalau digendong atau dipegang. Aku pasti akan selalu mencoba
menghindar saat ingin ditangkap dan berlari ke luar rumah untuk kembali main
lagi.
Aku punya cerita saat aku ditinggal
oleh keluargaku. Malam sebelum mereka berangkat, uncle Rifky membuatkan aku
dispenser makanan agar nanti saat aku lapar aku tetap bisa makan. Tidak lupa
juga ia siapkan satu ember berisi air untuk minumku. Cukup lama sekali aku
ditinggal oleh mereka, aku tidak tahu berapa lama. Saat aku ditinggal, esok
hari setelah keluarga pemilikku pergi dan membawa banyak barang berisi pakaian
dan kue-kue, aku melihat banyak sekali manusia lalu lalang di depan rumahku.
Aku bingung, tapi aku senang karena ramai. Saat aku jalan-jalan di hari itu,
ada banyak rumah-rumah yang membuang makanan. Tulang ayam, kesukaan
teman-temanku di luar sana melimpah ruah. Aku sempat mengobrol dengan seekor
teman di dekat rumahku.
“Apa
yang sedang terjadi?”, tanyaku.
“Entahlah,
aku juga tidak tahu. Yang jelas setiap tahun pasti ada yang seperti ini. Ada
yang pergi membawa banyak tas dan barang-barang selama beberapa hari dan yang
tidak pergi pun juga banyak. Pagi harinya, mereka manusia pergi ke tanah lapang
dan berkumpul di sana. Mengumandangkan sesuatu di pengeras suara dari malam
hingga pagi hari keesokan harinya. Suara mengagetkan disertai kilauan cahaya di
langit juga meramaikan di hari itu. Di rumah-rumah, setelah mereka pulang berkumpul
akan ada banyak sekali makanan dan saat itu lah kami berkumpul menunggu tulang ayam kesukaan kami.”, cerita salah
seekor teman dekatku di rumah. Aku tidak ikut makan dengan mereka karena uncle
dan onty sudah menyiapkan makanan yang banyak sekali di teras rumah.
Setelah lama menunggu di kursi teras
rumah akuhirnya pada malam hari keluarga pemilikku pulang. Aku sangat senang
sekali. aku mengeong sangat keras karena aku kangen mereka. Sudah lama sekali
aku tidak melihat mereka. Walaupun makanan dan minuman melimpah, tapi tidak ada
yang mengelusku. Aku kangen saat onty mencium kepala dan mengelus leherku. Aku
senang sekali mereka kembali. Kukira mereka marah dengan kelakuanku yang
terkadang nakal, tapi tenyata mereka pulang juga.
Itulah kisahku, kucing kampung biasa
yang pemiliknya memberikan nama Momotaro padaku. Sekarang aku sudah berumur 1
tahun dan badanku makin gemuk. Aku sangat senang tinggal di keluarga ini. Walau
aku sudah ditinggal ibu dan saudara-saudaraku tapi aku masih punya onty dan
uncle yang sangat sayang padaku. Namun aku terkadang suka kesal dengan uncle
Rifky yang senang menarik pipiku dan menciumnya. Aku suka kesakitan karenanya.
Walaupun begitu tapi aku sangat sayang padanya. Uncle selalu membersihkan
telingaku, menggunting kukuku, dan setiap uncle ada di rumah ia selalu
memeriksaku dengan benda yang satu sisinya ditaruh di dadaku dan satunya lagi
di telinganya. Uncle juga sering membuka mulutku dan menaruh benda ke bagian
tubuhku yang mengeluarkan pup dan berbunyi bip....bip jika sudah terlalu lama.
Aku suka tidak bisa diam kalau sedang diperiksa dan dimandikan, tapi uncle
selalu bilang ini dilakukan agar aku selalu sehat dan tidak sakit. Kalau aku
gatal, uncle selalu memeriksa kulit yang kugaruk dan memberi sesuatu di bagian
yang gatal itu. Rasanya dingin tapi nyaman sekali. Aku sayang sekali dengan
uncle dan onty pemilikku. Mereka sangat baik sekali. Semoga Tuhan selalu
memberikan kesehatan dan uang yang melimpah untuk mereka semua agar mereka bisa
tetap bermain dan memberikan aku makanan lezat yang aku suka.
No comments:
Post a Comment