Senin,
26 Januari 2015
Gue jadiin hari
minggu dan senin ini di satu bagian aja, karena di hari minggu kita bertiga
cuma pergi ke Chatuchak Market lagi
buat beli beberapa barang yang belum sempat kebeli minggu lalu. Suasana yang
masih sama dengan pertama kali kita ke sini dan strategi tawar-menawar
antarpedagang dan penjual yang lumrah dilakuin di sebuah pasar. Gak ada yang
terlalu istimewa. Mungkin karena ini hari terakhir yang membuat suasana agak
datar dan melow. Sisa waktu di hari minggu kita pakai packing barang buat pulang. Hari ini berasa cepat.
Senin
pagi sekitar jam 8, staf dari universitas pun tiba buat nganterin kita ke
bandara lagi. Sebuah kondisi yang paling males gue lalui adalah perpisahan. Di
sepanjang perjalanan menuju bandara gue diam dan gak berkata apapun. Sulit dan
hambar buat nikmatin lagi jalanan kota Bangkok sehingga gue memilih buat diam
hingga sampai ke bandara. Sesampainya di bandara, kita bertiga pamit dengan
Nil. Sayang sekali Salwa gak bisa ikut mengantar hari itu, begitu juga dengan
Yossi. Semoga kita bisa ketemu lagi di lain kesempatan. Berat banget rasanya
harus ninggalin kehidupan di sini. Saat gue mulai beradaptasi dengan
makanannya, kebiasaannya, bahasanya, justru gue harus ninggalin negara yang
udah banyak memberikan gue momen-momen yang gak bisa dilupain. Tapi yang
namanya pertemuan, pasti akan ada perpisahan dan cuma tinggal nunggu aja
waktunya tiba.
Sebelum kita pamit ninggalin Nil,
gue inget satu barang dari RSH yang lupa lagi gue balikin selain scrub suit kemarin. Gantungan baju dari scrub suit yang gue dan Kenda pinjem
ternyata kebawa sampai bandara. Seriusan, itu malu banget. Gue akhirnya meminta
maaf ke Nil karena di saat-saat terakhir, masih aja kita nyusain dan
malu-maluin. Melihat Nil menenteng gantungan baju di bandara setidaknya membuat
gue sedikit tersenyum dan menghibur diri gue yang galau karena harus balik ke
Indonesia. The last sentence that I want
to speak, “See you, Bangkok. Wish me luck to come back here again”.
Seperti kata Intan, gue gak akan
mau bilang good bye dan lebih memilih
berkata see you ketika gue pamit
dengan seseorang karena makna di dalam kedua kata itu yang berbeda. Kalau good bye, berarti kemungkinan kita gak
akan bertemu dengan hal itu lagi, tapi kalau see you itu akan menjadi doa buat kita dan hal yang kita tinggalin
biar kembali bertemu lagi di lain kesempatan. Jadi berkatalah see you dan jangan good bye, tak terkecuali buat mantan pacar. Siapa tahu mantan
justru jodoh kita *ini apa coba, orang ceritanya lagi sedih*
Itulah kisah gue dalam menuntut ilmu
di negeri gajah putih. Bukan hanya ilmu kedokteran hewan yang bisa gue dapat,
tapi ilmu kehidupan juga bisa gue dapat dari kesempatan ini. Kita gak pernah
tahu apa rejeki kita dan dengan siapa kita dipertemukan esok hari. Pada
akhirnya kita harus siap buat segalanya, termasuk siap melihat keindahan dan
kondisi yang selama ini kita impikan. Jangan juga kita berhenti memimpikan
sesuatu. Karena semuanya berawal dari mimpi. Keep your dreams and make it real with big effort :-)
No comments:
Post a Comment